ANTROPOLOGI KESEHATAN DAN EKOLOGI
Oleh : Resmiwaty
Ekosistem dan Sistem Sosial-Budaya
Ekosistem: suatu interaksi antarkelompok tanaman & satwa dengan lingkungan non-hidup mereka. Contoh: hutan tropis Amazon.
Sistem sosial-budaya: suatu proses di mana manusia membentuk dan terbentuk oleh kebudayaan.
Ekosistem dan sosial-budaya terintegrasi hingga mempengaruhi kesehatan manusia/masyarakat. Contoh: si A mengalami muntaber setelah meminum air yang kurang bersih.
Kesehatan dan Ekologi
Ekologi berpengaruh/terpengaruh terhadap kesehatan manusia. Nampak pada hubungan timbal-balik antara manusia dengan lingkungannya, tingkah-laku manusia, dan penyakit-penyakitnya.
Lingkungan bersifat alamiah dan sosial-budaya. Lingkungan alamiah: lingkungan alam---lingkungan yang terbetuk secara alamiah. Lingkungan sosial-budaya: lingkungan manusia---lingkungan yang diolah oleh manusia.
Semua makluk harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya (beradaptasi) agar tetap dapat bertahan hidup (survive). Baik lingkungan alam, sosial, maupun kondisi geografi dan iklim tempat tinggalnya.
Manusia sendiri harus mampu belajar mengeksploitasi sumber-sumber yang tersedia di lingkungannya untuk memenuhi kebutuhannya.
Manusia juga harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang diciptakannya sendiri di mana dia berada.
Penyakit bagian dari Lingkungan
Penyakit bersifat biologis. Penyakit terbentuk dan tersebar karena proses berkembangnya suatu virus/kuman sebelum masuk ke dalam tubuh sasarannya (hewan, tumbuhan, dan manusia).
Ada penyakit-penyakit tertentu yang menyerang hewan (antraks, flu burung), tumbuhan (hama wereng), dan manusia (typhus). Meskipun penyakit menyerang hewan atau tumbuhan tetapi juga berpengaruh tidak langsung terhadap kesehatan manusia.
Faktor-faktor sosial-psikologis, dan budaya memainkan peran dalam mencetuskan suatu penyakit.
Manusia berinteraksi dengan manusia lain. Interaksi dengan manusia lain yang membawa bibit suatu penyakit. Misalnya TBC dapat menyebabkan tertular TBC.
Unsur kejiwaan pada diri manusia juga dapat terpengaruh oleh keadaan sekitar. Misalnya beban kerja yang berat, kekerasan dalam rumah tangga, kurangnya kasih sayang, dll. dapat menimbulkan stress, depresi, atau frustrasi.
Makanan dan Ekologi
Makanan mencerminkan karakteristik lingkungan. Makanan disiapkan oleh lingkungan. Misalnya ubi sebagai makanan pokok orang Papua karena banyak tersedia di wilayah tsb. Pada umumnya makanan pokok orang Indonesia adalah nasi, karena itu apabila nasi tidak dikonsumsi dalam satu hari (meskipun tetap makan makanan lainnya) tetapi perasaan masih lapar. Karena lambung telah terbiasa diisi dengan nasi.
Nilai gizi yang terkandung dalam suatu makanan tergantung dari proses pematangan atau kandungan alami yang ada pada bahan makanan.
Makanan yang dikonsumsi (mentah atau diolah) merupakan bagian dari kebudayaan.
Makanan yang diolah dari bahan-bahan mentah (seperti rujak, lalapan, lawa’) adalah sebuah bentuk kebudayaan. Lalapan: sayuran segar yang lazim disantap oleh orang Jawa. Lawa’: jenis makanan mentah yang diolah dari ikan, cuka/jeruk, kelapa & bumbu tertentu adalah salah satu jenis makanan orang Bugis.
Proses pematangan makanan adalah bagian dari kebudayaan. Meliputi cara, bahan, & alat yang digunakan.
Makanan yang lazim dimakan oleh orang Jawa belum tentu lazim bagi orang Bugis. Misalnya ikan lele yang banyak dikonsumsi oleh orang Jawa, orang Bugis justru kurang menyukainya.
Arang, kayu bakar, kompor minyak, kompor gas, dan microwave adalah beberapa alat memasak yang cara penggunaannya berbeda-beda dalam mengolah makanan.
Epidemiologi dalam Antropologi Kesehatan
Epidemiologi terutama menganalisis: perbedaan umur, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan, kelas sosial, perilaku, & lingkungan alam yang berpengaruh terhadap penyakit.
Contoh kasus: Perokok lebih rentan menderita kanker paru-paru dibandingkan dengan orang yang bukan perokok.
Contoh kasus: Orang yang bekerja di laboratorium (laboran) lebih beresiko menderita gangguan pernafasan karena sering terkontaminasi dengan zat-zat kimia.
Contoh kasus: Penduduk di pegunungan lebih mudah terkena penyakit gondok dibandingkan dengan orang-orang di pesisir pantai yang mudah memperoleh bahan makanan laut yang kaya yodium.
Contoh kasus: Kekuarangan gizi banyak menyerang kaum miskin karena tidak mampu memenuhi asupan gizi pada makanannya. Sebaliknya kalangan atas justru terbiasa mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kolesterol, sehingga mudah terkena ‘strok’.
Kesehatan dan Pembangunan
Pembangunan yang dilaksanakan di segala sektor kehidupan berdampak positif ataupun negatif bagi kesehatan manusia.
Dampak positif: dapat meningkatkan kualitas kesehatan manusia. Misalnya: ditemukannya obat-obatan yang tidak hanya diracik dari zat kimia tetapi juga dari bahan-bahan alami (jamu, akar tumbuhan) menjadikannya sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan perawatan kesehatan atau pengobatan penyakit.
Dampak negatif: dapat menimbulkan suatu penyakit. Misalnya: pemukiman yang terbatas di daerah perkotaan memungkinkan penduduk miskin menempati tepian sungai untuk bermukim. Lingkungan sungai menjadi tempat tinggal dan tempat membuang hajat sekaligus sumber mata pencaharian & sumber air.
Pembangunan di perkotaan menimbulkan kemacetan dan polusi. Jalur hijau yang semakin terbatas memicu terjadinya pemanasan global.