SELAMAT BERKUNJUNG DI BLOG "ANTHROPOS"........

Jumat, 23 Juli 2010

Pengantar Antropologi-4

KEANEKA-RAGAMAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA
Kebudayaan adalah keseluruhan dari sistem ide/gagasan, perilaku/aktivitas, serta benda budaya yang dihasilkan oleh manusia melalui proses belajar.
Kebudayaan dapat terwujud atas 3 (tiga) bentuk, yakni:
1. Sistem kognitif : ide, gagasan, yang ada dalam pikiran manusia, diwujudkan dalam bentuk insipirasi, gagasan, usul, dll.
2. Sistem sosial : perilaku, aktivitas, tingkah-laku manusia, terwujud dalam bentuk interaksi antarindividu atau kelompok dan dengan lingkungan sekitarnya.
3. Artefak : segala bentuk material yang dihasilkan oleh manusia.
Kebudayaan diperoleh dan dihasilkan melalui proses belajar, diwariskan dari generasi ke generasi, dari yang sebelumnya belum ada menjadi ada, yang dihasilkan oleh manusia.
Kebudayaan yang dimiliki oleh seluruh umat manusia yang ada di muka bumi ini secara umum terdiri atas 7 (tujuh) bagian :
1. bahasa
2. kesenian
3. organisasi sosial dan sistem kekerabatan
4. sistem perekonomian
5. sistem pegetahuan
6. sistem religi
7. sistem teknologi
Masing-masing suku bangsa yang ada sedikitnya memiliki tujuh unsur kebudayaan universal tersebut.
Kenapa hal tersebut penting untuk dikaji?
Kebudayaan dalam segala bentuk dan wujudnya penting untuk dikaji mengingat adanya perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap suku bangsa dan kelompok tersebut, terkadang dijadikan sebagai ”alat” olah para provokator untuk memecah-belah rakyat Indonesia.
Persoalan perbedaan kebudayaan menjadi hal yang sangat rawan dalam memicu terjadinya konflik. Mengapa demikian? Karena perbedaan tersebut menampakkan ”ciri khas” (karakteristik) tertentu yang menjadikan suatu suku bangsa berbeda dengan suku bangsa lainnya. Perbedaan setiap suku bangsa tersebut terutama terletak pada sistem nilai (ideologi/filosofi) yang difahami atau dimiliki oleh suku bangsa yang bersangkutan.
Perkembangan kebudayaan terjadi seiring dengan perkembangan zaman. Zaman berubah, kebudayaan pun ikut berubah. Karena adanya perubahan tersebut, saat ini terkadang antara suatu suku bangsa dengan suku bangsa lainnya memiliki seperangkat kebudayaan yang serupa. Pada awalnya persamaan tersebut tercipta karena adanya pembauran antarkebudayaan (hubungan atau komunikasi antarbudaya) yang berbeda. Akibat dari pembauran tersebut, terjalinlah saling adaptasi (penyesuaian diri) dari kebudayaan yang berbeda itu.
Sehingga dalam perkembangannya kemudian terdapatlah beberapa unsur kebudayaan yang serupa. Akan tetapi meskipun dalam wujudnya kebudayaan tersebut sama atau serupa akan tetapi fiosofi atau ideologi atau faham yang dmiliki oleh kebudayaan tersebut tetap berbeda.
Contoh kasus : Kampus merupakan salah satu artefak (benda budaya yang dihasilkan oleh manusia). Orang Jawa (Jakarta) memiliki kampus (Universitas Indonesai), orang Bugis dan Makassar di Sulawesi Selatan juga memiliki kampus, Universitas Hasanuddin. Demikian halnya dengan masyarakat Sulawesi Tengah dalam hal ini suku bangsa Kaili pun memiliki kampus (Universitas Tadulako). Ketiganya adalah kamus, tempat studi bagi mahasiswa. Akan tetapi nuansa akademisi yang terjadi, sistem pengelolaan kampus yang berlaku di ketiga universitas tersebut berbeda, karena filosofi yang difahami oleh masyarakat yang pada umumnya memanfaatkan kampus tersebut berbeda.
Perbedaan-perbedaan kebudayaan yang dimiliki oleh tiap-tiap suku bangsa yang ada, secara jelas dapat dilihat pada materiaisme kebudayaan yang dihasilan oleh tiap-tiap suku bangsa tadi, dan dijadika sebagai ”ikon” suku bangsa yang bersangkutan. Misalnya: ”baju bodo” adalah pakaian adat dari Sulawesi Selatan, rumah ”Tongkonan” adalah rumah adat orang Toraja, dan ”Kaledo” adalah makanan khas traisional orang Kaili. Dan persoalan-persoalan tersebut masih sangat nampak dan jelas pada masyarakt pedesaan yang ada di Indonesia, yang pada umumnya masih hidup secara primordial (menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional yang difahaminya).
Sementara itu pada masyaraat perkotaan (modern) persoalan tersebut mulai memudar, hal ini dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan pengetahuan dan teknologi.
Akan tetapi pesatnya perkembangan pengetahuan dan teknologi tadi tidak menjadikan kebudayaan menjadi hilang. Melainkan apa yang berubah dan apa yang tidak berubah di sepanjang hidup manusia itulah kebudayaan. Sepanjang mendapat campur tangan dari manusia dan menjadi hasil karya manusia, itulah kebudayaan.
Pada masyarakat modern, perbedaan kebudayaan tidak lagi (sulit) dilihat dari materialisme kebudayaan dari suku bangsa yang bersangkutan. Melainkan dapat dilihat dari perilaku-perilaku yang berkembang, serta simbol-simbol atas perilaku, dan makna-makna yang tercipta dari perilaku tersebut.
Mengapa demikian? Sebab sistem nilai budaya yang dimiliki oleh manusia (suatu suku bangsa) tercermin dari simbol dan makna yang terlahir melalui adanya interaksi antarsuku bangsa.
Meskipun materialisme kebudayaan suatu suku bangsa dapat berubah akan tetapi sistem nilai (faham/ideologi) yang dimiliki oleh suatu suku bangsa sangat sulit untuk berubah atau hilang.

Tidak ada komentar: