SELAMAT BERKUNJUNG DI BLOG "ANTHROPOS"........

Sabtu, 24 Juli 2010

Kesehatan Reproduksi-1

SEKSUALITAS REMAJA

Seksualitas : seks ------- seksual --------- seksualitas
Seks : jenis kelamin (laki-laki atau perempuan)
Seksual : hubungan antara laki-laki dengan perempuan berdasarkan atas perbedaan jenis kelamin.
Seksualitas : Studi tentang hubungan laki-laki dengan perempuan dalam konteks sosial-budaya.
Seksualitas remaja : bagimana kaum remaja bergaul dan berhubungan satu sama lain sesuai dengan konteks sosial-budaya di mana mereka hidup.
Remaja : sekelompok orang yang berusia 13 – 25 tahun..

Pada usia remaja terjadi banyak perubahan-perubahan mendadak, baik fisik maupun psikis. Perubahan fisik ditandai dengan perubahan bentuk tubuh dan fungsi organ-organ tubuh. Perubahan psikis ditandai dengan perubahan sikap, perasaan terhadap lawan jenis, dan perubahan temperamen. Seiring terjadinya perubahan tersebut, berubah pula berbagai macam kebutuhan mereka termasuk dalam hal menunjukkan eksistensi dirinya. Salah satu contoh kasus wujud penunjukan identitas diri, remaja cenderung untuk berbelanja apa saja. Oleh karena itu remaja sering kali dianggap sebagai generasi yang paling konsumtif. Mereka mudah terpengaruh oleh iklan-iklan (reklame) yang tersebar di berbagai media. Selain itu mereka juga dengan mudah meniru berbagai hal yang mereka temukan dan menarik perhatian. Segala hal yang ditawarkan oleh media dengan mudah dapat diserap oleh remaja, kemudian membentuk kehidupannya berdasarkan apa yang mereka temukan di media-media tersebut. Rangkaian peristiwa ini merupakan bagian dari perubahan yang dialami tadi.

Bagaimanakah pembentukan persepsi dan perilaku seksual remaja?
Pembentukan persepsi dan perilaku seksual remaja tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosial di sekitarnya, seperti media massa, teman-teman sepergaulan, dan orang tua (keluarga).
Peran media massa di sini adalah menyebarkan pengetahuan seks, terutama bagi remaja. Banyaknya informasi-informasi seksual di media massa, diserap oleh remaja tanpa mempertimbangkan baik-buruk akibat yang dapat ditimbulkannya. Informasi diterima begitu saja, sementara mereka sendiri tidak mampu menyaring mana informasi yang baik bagi mereka dan mana yang tidak. Dengan demikian mereka pun tidak luput dari pengaruh yang ditimbulkannya.
Terutama masalah ’trend’ yang berkembang di kalangan remaja, di mana berlaku anggapan bahwa tidak mengikuti perkembangan zaman, berarti ketinggalan zaman atau kampungan.
Di usia remajanya, orang-orang yang paling berpengaruh dalam hidupnya adalah teman-teman terdekat atau sepergaulan. Mudah terpengaruh oleh ajakan teman, rayuan ’pasangan’ (pacar), dll.
Oleh karena itu seksualitas remaja dianggap berbahaya. Hal ini disebut sebagai bentuk pedagosiasi seksualitas anak, di mana praktek seksualitas anak dianggap ’potensial bahaya’, dengan demikian perlu diatur sedemikian rupa berdasarkan atas norma kemasyarakatan yang berlaku di suatu tempat.

Mengapa studi seksualitas remaja dikaji dalam Antropologi?
Seksualias remaja dikaji dalam Antropologi sebab dalam proses pembentukan dan perubahan persepsi dan perilaku seksual remaja, dipengaruhi oleh persoalan-persoalan sosial budaya. Seksualitas tidak hanya ditujukan untuk kepentingan reproduksi biologis (keturunan), tetapi juga terdapat makna-makna simbolik (makna budaya) dalam seksualitas manusia. Di mana makna-makna budaya yang berkembang berbeda-beda pada setiap masyarakat berdasarkan atas latar belakang etnis atau konteks masyarakatnya masing-masing. Ada tujuan lain yang ingin dicapai oleh manusia dalam seksualitasnya, anara lain: ’kenikmatan’, kekuasaan, dll. Di mana pola-pola seksualitas mereka, berbeda-beda berdasarkan atas konteks sosial-budayanya. Contoh: seksualitas anak jalanan berbeda dengan seksualitas anak ’si kaya’, seksualitas di perkotaan berbeda dengan seksualitas yang berkembang di pedesaan.


Seksualitas Dalam Rangka ’Kenikmatan’
’Kenikmatan yang dimaksudkan di sini adalah kepuasan tersendiri setelah melakukan hubungan seks. Seks banyak yang dilakukan tidak hanya dengan pasangan resmi (suami-istri), tetapi juga pada pasangan tidak resmi (pacar, selingkuhan, atau PSK). Banyak kasus-kasus yang terjadi tidak hanya di luar negeri, tetapi juga di Indonesia, terjadi perselingkuha. Mengapa demikian? Hubungan seks dilakukan dengan ’orang lain’ dengan alasan mencari kenikamatan tersendiri, kepuasan nafsu seks, dll.

Seksualitas Dalam Rangka Kekuasaan
Seksualitas yang terjadi sebagai bentuk ’penindasan’ atau kekuatan manusia untuk menguasai atau dikuasai oleh seksualias. Contoh-contoh kasus:
- Kekuasaan orang tua terhadap anak-anaknya.
Di Indonesia pada umumnya orang tua menganggap seks itu ’tabu’, tidak wajar untuk dibicarakan secara terang-terangan. Demikian halnya kepada anak-anak. Para orang tua menganggap ’tabu’ untuk membicarakan masalah-masalah seks dengan anak-anaknya, sementara bagaimana pendidikan seks bisa diberikan apabila tidak boleh memperbincangkannya? Mengapa orang dewasa dianggap ’wajar’ untuk ’ngobrol’ seks?
- Seksualitas dalam bentuk penjajahan.
Di masa penjajahan Jepang di Indonesia, banyak wanita-wanita (gadis atau ibu-ibu) yang dijadikan jugunyanfu, yaitu pelacur-pelacur atau perempuan-perempuan penghibur untuk koloni Jepang.
- Kekuasaan laki-laki terhadap perempuan
Di zaman kerajaan di indonesia, banyak raja-raja yang berkuasa di suatu wilayah (keraton Jogjakarta, misalnya) juga memiliki selir-selir (istri lainnya) di daerah yang lain (misalnya di Singosari).
- Kekuasaan uang (materialisme) pada manusia.
Menjamurnya pelacur-pelacur, baik pelacur kelas atas maupun pelacur kelas bawah, di daerah perkotaan kebanyakan aktivitasnya karena motiv uang, ingin cepat kaya, ingin memiliki materi, uang, kekayaan, dll.